Kamis, 04 November 2010

MENJUAL SISIR PADA BIKSU

MENJUAL SISIR PADA  BIKSU

Pertanyaan :

Jika perusahaan dimana anda  bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuat SISIR, memberi tugas untuk menjual  sisir pada para biksu di vihara (yang semua kepalanya gundul)  -- Bisakah  anda melakukannya? Apa jawaban anda ?  

a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gila
c) Aku akan sekali mencoba  untuk melaksanakan instruksi bos saya
d) Baiklah, saya akan coba
e) Ya,  saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih, sebutkanlah  jumlahnya)

Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk melihat  apakah anda termasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.  


Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah  perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga  management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan  itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang  mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir seratus  orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah  untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara  membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti  wawancara terakhir.

Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di  wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara  terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :  
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para  biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk  memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan  laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa  banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si  pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A  menjawab:
" Para biksu di vihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir  pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan  seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang  ketombean."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa  banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya  pergi ke sebuah vihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya  acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar vihara. Biksu di dalam  vihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar  mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."

Kemudian,  Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"  
Mr. B menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang  lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa  melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah vihara  terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa  banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu  pimpinan vihara, 'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika  sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan  hati mereka.'  Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan  memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah  hadiah bagi para peziarah di vihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang  dan langsung memesan 1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA  

Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :

1) 85%  kesuksesan itu adalah karena SIKAP dan 15% karena kemampuan.
2) SIKAP itu  lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus atau keberuntungan.  

Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari  sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial  dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita  menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya  sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang  keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk  menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu  berpegang teguh pada harapan. Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita  bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah  sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang  akan mengubah hidup kita."
Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3


Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak  orang jatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru  yang bermunculan. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar  85%. Semoga sukses !"


(From: Helena M.W  )

__,_._,___

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons